Jumat, 15 Juli 2016

Salamku Untuk Kasih Tersayang



D
engan sajakku yang mungkin telah bosan untuk engkau dengar,
Maaf aku tak mampu berjuang sendiri dengan waktu yang sangat lama,
Aku bukan wanita tangguh seperti yang engkau inginkan.
Aku terlalu mudah rapuh...
Hatiku tak sekuat baja menerima kenyataan kemarin yang Tuhan catat untuk kita berdua.
Tak mampu berkata apapun lagi,
Takdir tak memihak kepadaku.
Berusaha ikhlas,
Berusaha sabar,
Berusaha menerima.
Aku masih ingat saat itu,
Bagaimana tutorial hatiku hancur tak rupa hati.
Aku menangis semenangis-menangisnya.
Tak ada yang mampu memberhentikan tangisan ini,
Pikiranku hancur kemana-mana.
Apakah engkau tau,
Kau telah menghancurkan mimpi-mimpiku,
Mimpi-mimpi yang engkau bangun untukku.
Terlalu terluka.
Kamu,
Terimakasih telah membuatku mengerti,
Mengerti dengan segala hal,
Sedih maupun bahagia,
Aku mampu merasakannya saat kau bersamaku, dulu.
Bayangmu masih bersamaku,
Masih menemani dalam gelapku,
Tetap berjalan berdampingan didalam pikiranku.
Kali ini rasaku tak main-main,
Entah, Tuhan masih menyuruhku menyimpanmu dengan baik dalam hati,
Masih menyuruhku untuk menyimpan namamu dalam setiap doa-doaku,
Masih menyuruhku agar engkau tetap abadi dalam tiap-tiap paragrafku.
Bagaimana bisa aku melupakanmu sementara karyaku masih mengingatmu?
Bagaimana bisa aku melupakanmu sementara separuh hatiku juga engkau bawa pergi?
Bagaimana bisa aku melupakanmu sementara kamu masih krasan dipikiranku?
Aku berusaha ikhlas dengan masalalu, aku mencoba berdamai dengan masalalu, aku mencoba mengerti tentang takdir, aku ingin memahami rencana Tuhan, aku percaya Tuhan nggak bakal pernah bisa mengambil kebahagiaan seseorang tanpa mengembalikannya dengan yang lebih baik. Jujur, melepaskan yang hampir tergenggam itu sulit.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar