Sayangnnya aku tak seperti mereka, yang dipertemukan
sebegitu beruntungnya dengan cintanya mereka. Hanya saja hatiku masih menyebut
si pak masalalu tersebut. Cinta itu kodratnya memang harus dilepaskan,
dilepaskan sejauh-jauhnya, bukan untuk dipaksakan, ataupun dipaksa agar dia
menetap sebagaimana apa yang ada dipikiran kita.
Jika diingat kembali, aku masih ingat loh gimana
kita dulu hehe. Masih sebegitu pahamnya saat engkau mencoba merayuku, apalagi
saat engkau tunjukkan aku tentang duniamu.
Aku tak menyesali saat engkau mencoba datang kedalam
duniaku dan merubah semuanya, namun harus seperti ini akhirnya ?
Maaf ya aku masih belum bisa lupain kamu hehe, maaf
banget aku masih sayang sama kamu, maaf juga ya udah ngerepotin kamu dulu waktu
anter-jemput aku, maaf aku masih beum bisa ngilangin rasa ini dari dalam hati.
Percayalah, aku sudah berusaha semampuku sampai
titik darah penghabisan untuk mencoba melupakanmu namun hasilnya masih saja
nihil.
Lucu ya, sangking
pengennya melupakanmu sampai-sampai aku dikelas aku sama sekali tak berani
mengajakmu berbicara, sekecil apapun pembicaraan itupun aku tak berani. Haha,
menatap wajahmu saja aku tak punya nyali.
Kamu enak banget, berjalan kesini-kemari, bertingkah
seakan-akan tak pernah terjadi apa-apa diantara kita.
Benar memang apa yang dikata Falen Pratama :
“Terkadang beberapa cinta lebih indah bila
diikhlaskan ketimbang dipaksakan.”
Aku tak mempermasalahkan luka yang kau beri, namun
bagaimana rasa ini pergi ?
Coba tanggung jawab, rasaku masih saja menetap
padamu, masih menyayangimu. Ah.
Makasih ya udah ngenalin aku kedunia sepak bola
kamu, aku suka kok sama sepak bola, duduk menunggu diatas tribun, melihatmu
berlari-lari, mengejar bola, tak tentu arah, yang punya misi cuma satu, cetak
gol ke gawang lawan.
Cerita kita sudah usai sejak lama memang, sejak 18
Maret saat aku tau bagaimana kelakuanmu sebenarnya.
Sayangnya, rasa sayangku untukmu belum usai sampai
saat ini, sampai engkau menjalin kasih dengan yang lain pun aku masih belum
sanggup untuk merelakanmu.
Perasaan untuk mengikhlaskanmu memang ada, sangat
ingin membuang jauh perasaan ini. namun sayang, mengikhlaskan dan berpaling tak
segampang apa yang engkau pikirkan. Atau memang aku yang sama sekali tak jago
dalam hal ini ?
Kamu itu Anugerah, percayalah. Kamu itu indah,
walaupun aku pernah mencoba membencimu agar aku bisa melupakanmu.
Sayangnya, sudah jurus-rumus apapun kulakukan, masih
saja aku tak bisa melupakanmu. Haha.
Dasar hidup.
Seharusnya jika dipikir logika, sesakit apa aku dulu
aku mampu melupaknnya. Apalagi dengan dibumbuhi dia sudah menjalin hubungan
dengan wanita lain.
Tuhan, sebuta inikah cinta ?
Namun na-as, hubungan mereka kandas tak kurang dari
satu bulan.
Maafkanlah aku ini yang masih belum mampu berpaling
darimu, yang masih saja menyimpan rasa ini untukmu. Parahnya lagi, aku masih
merasakan harapan itu didalam diriku.